Pernahkah Anda memperhatikan layar LCD kamera Anda berkedip saat mengambil gambar dalam kondisi pencahayaan tertentu? Fenomena ini, meskipun terkadang mengkhawatirkan, sering kali merupakan kejadian normal yang terkait dengan cara kamera dan sumber cahaya tertentu berinteraksi. Memahami alasan di balik kedipan LCD kamera ini dapat membantu Anda menghindari potensi masalah dan meningkatkan pengalaman fotografi Anda. Artikel ini akan membahas aspek teknis mengapa hal ini terjadi dan apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya.
Peran PWM (Pulse Width Modulation)
Salah satu penyebab utama layar LCD berkedip adalah Pulse Width Modulation (PWM). PWM adalah teknik yang digunakan untuk mengendalikan kecerahan LED (Light Emitting Diodes) di banyak sumber cahaya, termasuk bohlam LED dan lampu neon. Alih-alih terus-menerus memancarkan cahaya pada intensitas konstan, PWM dengan cepat menyalakan dan mematikan LED.
“Lebar” pulsa, atau lamanya waktu LED menyala dan mati, menentukan kecerahan yang dirasakan. Waktu “nyala” yang lebih lama menghasilkan cahaya yang lebih terang, sedangkan waktu “nyala” yang lebih pendek menghasilkan cahaya yang lebih redup. Peralihan nyala-mati yang cepat ini sering kali tidak terlihat oleh mata manusia, tetapi kamera dapat menangkapnya.
Bila frekuensi PWM mendekati atau berinteraksi dengan kecepatan refresh atau kecepatan rana kamera, kedipan akan terlihat di layar LCD. Hal ini karena kamera menangkap fase yang berbeda dari siklus nyala-mati LED, yang menyebabkan pencahayaan tidak merata di seluruh bingkai.
Memahami Kecepatan Refresh dan Kecepatan Rana
Layar LCD kamera memiliki kecepatan refresh, yang biasanya diukur dalam Hertz (Hz), yang menunjukkan berapa kali layar memperbarui gambarnya per detik. Demikian pula, sensor kamera membaca data pada frekuensi tertentu./ When the refresh rate or sensor read frequency interacts with the PWM frequency of the light source, you may see flickering.</p
Kecepatan rana juga memainkan peran penting. Jika kecepatan rana Anda cukup cepat untuk menangkap fase “off” dari siklus PWM, Anda akan melihat pita gelap atau kedipan pada gambar atau layar LCD. Kecepatan rana yang lebih lambat cenderung meratakan cahaya, mengurangi kedipan yang terlihat.
Pada dasarnya, kamera bertindak sebagai pengamat berkecepatan tinggi, yang memperlihatkan siklus nyala-mati cepat sumber cahaya yang biasanya tidak dapat dideteksi oleh mata kita. Interaksi inilah yang menyebabkan kedipan yang terlihat pada LCD kamera.
Dampak Sumber Cahaya yang Berbeda
Tidak semua sumber cahaya menyebabkan tingkat kedipan yang sama. Lampu pijar, misalnya, biasanya tidak menggunakan PWM dan memancarkan cahaya yang lebih kontinyu. Namun, lampu LED dan lampu neon lebih mungkin menyebabkan kedipan karena ketergantungannya pada PWM untuk kontrol kecerahan.
Frekuensi spesifik PWM juga penting. Beberapa lampu LED menggunakan frekuensi PWM yang lebih tinggi, yang cenderung tidak menyebabkan kedipan yang kentara. Lampu LED lainnya menggunakan frekuensi yang lebih rendah, yang cenderung lebih mudah menimbulkan masalah pada layar LCD kamera.
Oleh karena itu, jenis pencahayaan yang Anda gunakan untuk mengambil gambar sangat memengaruhi kemungkinan munculnya kedipan pada layar LCD. Mengetahui kondisi pencahayaan sangat penting untuk mengatasi masalah ini.
Mengidentifikasi dan Mengurangi Kedipan
Jadi, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi dan mengurangi kedipan pada layar LCD kamera Anda? Berikut beberapa strateginya:
- Sesuaikan Kecepatan Rana: Bereksperimenlah dengan kecepatan rana yang berbeda. Kecepatan rana yang lebih lambat sering kali mengurangi atau menghilangkan kedipan dengan merata-ratakan keluaran cahaya dalam jangka waktu yang lebih lama.
- Ubah Bukaan: Menyesuaikan bukaan dapat memungkinkan kecepatan rana yang berbeda, yang secara tidak langsung memengaruhi kedipan.
- Ubah ISO: Mengubah ISO juga memungkinkan Anda memilih kecepatan rana yang berbeda.
- Gunakan Pencahayaan yang Berbeda: Jika memungkinkan, beralihlah ke sumber cahaya lain yang tidak menggunakan PWM, seperti cahaya alami atau bohlam pijar.
- Periksa Spesifikasi Sumber Cahaya: Beberapa lampu LED menentukan frekuensi PWM-nya. Memilih lampu dengan frekuensi yang lebih tinggi dapat meminimalkan kedipan.
- Pengaturan Anti-Kedip: Beberapa kamera memiliki pengaturan anti-kedipan internal yang dirancang untuk menyinkronkan rana dengan siklus daya AC, mengurangi kedipan di bawah cahaya buatan.
- Memotret dalam Mode Manual: Mode manual memberi Anda kendali penuh atas kecepatan rana dan bukaan, sehingga Anda dapat menyempurnakan pengaturan untuk meminimalkan kedipan.
- Gunakan Filter Kepadatan Netral (ND): Filter ND mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke lensa, sehingga Anda dapat menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat dalam kondisi terang.
Dengan memahami hubungan antara kecepatan rana, sumber cahaya, dan PWM, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk mencegah atau meminimalkan kedipan pada layar LCD kamera Anda.
Selain itu, meninjau rekaman Anda di layar yang lebih besar dapat membantu Anda menilai secara akurat keberadaan dan tingkat keparahan masalah kedipan. Terkadang, apa yang tampak sebagai masalah signifikan pada layar LCD kecil tidak terlalu terlihat pada layar yang lebih besar.
Memahami Efek Banding dan Rolling Shutter
Kedipan terkadang dapat terlihat sebagai pita, yaitu garis-garis horizontal gelap atau terang yang muncul pada gambar. Ini adalah hasil langsung dari kamera yang menangkap siklus nyala-mati sumber cahaya. Pita-pita ini dapat terlihat jelas dalam rekaman video.
Fenomena terkait lainnya adalah efek rolling shutter, yang lebih umum terjadi pada kamera dengan sensor CMOS. Rolling shutter terjadi karena sensor tidak menangkap seluruh gambar sekaligus; sebagai gantinya, sensor memindai gambar baris demi baris. Hal ini dapat menyebabkan gambar terdistorsi saat memotret subjek yang bergerak cepat atau di bawah cahaya yang berkedip-kedip, karena bagian gambar yang berbeda ditangkap pada fase yang berbeda dari siklus nyala-mati cahaya.
Memahami efek ini membantu Anda mendiagnosis masalah spesifik yang Anda hadapi dan memilih strategi mitigasi yang tepat. Misalnya, jika Anda mengalami efek rolling shutter yang parah, Anda mungkin perlu menyesuaikan teknik pengambilan gambar atau menggunakan kamera dengan global shutter.